Pemudik Diprediksi Naik 15 %, Jateng Terus Tingkatkan Kesiapan
By Admin
nusakini.com--Pemudik yang akan masuk Jateng pada arus mudik Lebaran 2018 diperkirakan mencapai kurang lebih 9.514.313 orang. Karenanya berbagai upaya pemenuhan kebutuhan pemudik harus disiapkan, seperti kebutuhan pokok masyarakat, moda transportasi, serta infrastruktur.
Hal itu disampaikan Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP saat paparan Rapat Koordinasi Ekonomi, Keuangan, Industri dan Perdagangan (Ekuinda) Provinsi Jateng dalam rangka menghadapi Ramadan dan Idul Fitri 2018, di Gedung Grhadhika Bhakti Praja Semarang, Selasa (8/5).
Hadir dalam rakor tersebut, Wakapolda Jateng Brigjen Pol Drs Ahmad Luthfi SH STT MK, anggota Komisi B dan D DPRD Jateng, bupati dan wali kota se-Jateng atau yang mewakili, Poltabes dan Kapolres se-Jateng, organisasi masyarakat, SKPD maupun instansi terkait.
Menurut Sekda, prediksi jumlah pemudik tersebut mengalami kenaikan 15,91 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat hanya 8.208.204 orang. Sebagian besar pemudik menggunakan kendaraan sekitar 2.054.487 unit.
“Untuk kelancaran arus mudik, kami juga menyelenggarakan layanan mudik gratis pada 10 Juni 2018. Armadanya terdiri atas 40 unit bus dari Pemprov Jateng, 75 unit dari pemkab dan pemkot, Bank Jateng. Ada pula mudik gratis menggunakan kereta api pada 12 Juni,” terangnya.
Meskipun arus mudik dan balik Lebaran 2017 berlangsung lancar, Sri Puryono menilai masih banyak yang perlu diperbaiki. Di antaranya masih ada angkutan massal yang tidak laik jalan, perlunya pemasangan rambu-rambu, lampu penerangan dan pengamanan di ruas-ruas jalur alternatif.
“Seperti saat tinjauan Lebaran tahun lalu di Purwokerto, ada beberapa bus yang tidak lengkap. Bahkan ada bus yang kaca spionnya ditali rafia. Kelayakan dan kelengkapan kendaraan pemudik harus diperhatikan demi keselamatan semua,” bebernya.
Terkait pengaturan pemanfaatan jalan tol yang belum beroperasi, lanjut Sekda, akan dilakukan sistem buka tutup sesuai kebutuhan. Penyelesaian jalan tol juga diharapkan dapat dipercepat, dengan memperbanyak exit tol, setidaknya exit tol sementara.
Ditambahkan, pada mudik mendatang rencananya akan difungsikan sementara ruas tol Salatiga-Boyolali untuk satu arah. Sementara, ruas tol Kartasura-Ngawi akan dioperasionalkan.
Untuk tol dari wilayah barat mulai dari ruas Pejagan-Pemalang, tepatnya exit tol Gandulan sampai Krapyak dapat dilalui secara fungsional. Sedangkan pada exit Pemalang barat dan Gandulan, akhir jalur tol berbayar di ruas Tol Pejagan-Pemalang perlu ada rekayasa lalu lintas.
Lebih lanjut Sekda mengatakan, berbagai kemungkinan kendala harus diantisipasi dan dicarikan solusi, sehingga dapat meminimalisasi masalah yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat dan stabilitas wilayah. Dengan demikian, umat muslim dapat menunaikan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri dengan khusyuk, aman, dan damai meskipun 2018 ini merupakan tahun politik.
Mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ini menyebutkan, hal-hal yang harus mendapat perhatian pemerintah, antara lain ketersediaan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, stok tunai di bank maupun ATM, keselamatan dan kelancaran lalu lintas berkaitan dengan sarana angkutan mudik. Selain itu, infrastruktur transportasi beserta kelengkapannya dengan dukungan BBM yang memadai, serta keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat.
Ia meminta Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) senantiasa berkoordinasi dan waspada agar ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat aman. Pemerintah juga mengimbau masyarakat agar memanfaatkan moda transportasi umum, sehingga dapat menekan jumlah kendaraan yang setiap tahunnya selalu meningkat saat arus mudik dan balik Lebaran.
Wakapolda Jateng Brigjen Pol Achmad Luthfi dalam paparannya menyampaikan, menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2018, Polda Jateng dan jajarannya menggiatkan Operasi Cipta Kondisi yang meliputi Operasi Patuh Candi dan meningkatkan kegiatan kepolisian yang berlangsung 11-31 Mei 2018. Sasarannya, operasi minuman keras, mercon, judi, pencurian dengan kekerasan, narkoba, dan premanisme.
Selain menjaga keamanan masyarakat, kata dia, pihaknya juga turut menjaga stabilitas harga pangan dengan melalui Satgas Pangan. Bahkan selama tajun 2017, Satgas Pangan Polda Jateng telah mengungkap 30 kasus, dengan pengungkapan tertinggi pada periode April-Juni sebanyak 17 kasus, yang tersebar di berbagai Polres di Jateng.
“Tidak kalah penting adalah pengamanan jalur mudik, mewaspadai titik-titik rawan macet, mengantisipasi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas,” katanya.(p/ab)